Jumat, 22 November 2019 lalu Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau sukses menyelenggarakan Kuliah Umum Biologi yang mengusung tema, “Lahan Basah di Indonesia: Arti Penting bagi Kehidupan Manusia dan Keseimbangan Lingkungan Global”. Agenda yang berlangsung di Auditorium FMIPA UNRI ini menghadirkan Prof. Dr. Daniel Murdiyarso, guru besar di Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB dan CIFOR. Agenda ini dihadiri oleh para mahasiswa, para dosen dari berbagai jurusan, terutama Jurusan Biologi. Dr. Vanda Julita Yahya, MSi selaku Ketua Jurusan Biologi menyampaikan bahwa kajian yang diangkat dalam kuliah umum ini sangat dinanti oleh Jurusan Biologi FMIPA UNRI. Agenda kemudian dibuka secara resmi oleh Dekan FMIPA UNRI yakni Dr. Syamsudhuha, MSc.


Prof. Daniel dalam penyampaiannya memaparkan terkait lahan gambut dan kehidupan manusia. Beliau mengingatkan bahwa dulu, gambut masih dianggap sebagai lahan marjinal yang keberadaannya belum menjadi peluang. Sementara hari ini, lahan gambut selayaknya dipahami sebagai peluang, sumber daya alam, bukan sumber musibah. Dalam pemaparannya tersebut, ditampilkan pula bagaimana gambut yang berada di Indonesia, terutama di Riau, memiliki peranan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya bagi masyarakat lokal, nasional, melainkan sampai internasional terutama jika dikaitkan bahwa keberadaan lahan gambut, merupakan faktor penting dalam konservasi iklim dunia. Hari ini, keberadaan lahan gambut yang begitu luas ini akhirnya menjadi ‘pintu’ persoalan karena pengelolaan manusia yang salah dan kerakusan manusia dalam mengeruk ’emas’ hitam ini, ujarnya. Tantangan terakhir yang dihadapi, salah satunya adalah kebakaran hutan dan deforestasi yang terus meninggi.
Di bagian akhir, beliau juga menyinggung bahwa persoalan yang berkaitan dengan lahan basah, salah satunya gambut, membutuhkan penyelesaian yang mempertimbangkan banyak hal. Hal ini disebabkan ada banyak kepentingan yang perlu diakomodir, sehingga keberadaan Jurusan Biologi FMIPA UNRI harus menjadi landasan scientific dalam berbagai solusi atau kebijakan. Tanggung jawab itu, mutlak perlu diambil dan diemban oleh Kampus UNRI dan civitas di dalamnya. Beliau menutup, “Science dan kampus punya peranan besar di sini, pertanyaannya siapa yang harus bilang “STOP” dan benar benar bisa “STOP”?

